TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI PAPUA
Mata Kuliah :
Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Mu’minatus Fitriati Firdaus, S.FILL,M.Phil,
Rizky Fariska
Ismail (25117341)
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
PENDAHULUAN
Pada umumnya faktor Penyebab
Kemiskinan yang Terjadi di Papua,
antara lain :
1. Banyaknya kasus korupsi pejabat – pejabat dan pemerintah di
Papua.
2. Tidak
adanya LSM maupun aktivis yang berani secara tegas membeberkan tentang korupsi
ataupun kebobrokan dalam penggunaan anggaran otonomi di Papua.
3. Daya
beli masyarakat yang rendah akibat tingkat inflasi yang tinggi dan membuat harga barang-barang menjadi
sangat tinggi.
4. Rendahnya Sumber Daya Manusia seperti keterampilan
dalam bekerja dan masih menggeluti profesi profesi tertentu.
5. Rendahnya tingkat pendidikan di Papua dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat papua atas pentingnya pendidikan .
6. Banyak masyarakat yang terkena penyakit khususnya bagi
anak anak dikarenakan rendahnya tingkat kesehatan di Papua.
7. Kehidupan primitive yang masih dipegang erat oleh
masyrakat Papua.
8. Masalah PT. Freeport pertambangan emas di Kabupaten
Timika yang tidak menguntungkan bagi masyarakat Papua.
Oleh sebab
itu penulis akan membahas sebagai berikut :
·
Letak geografis
provinsi Papua
·
Data kemiskinan
di provinsi Papua
·
Usaha Pemerintah
Papua dalam menanggulangi kemiskinan
·
Tanggapan penulis
terkait dengan tingkat kemiskinan di Papua
PEMBAHASAN
A.
LETAK GEOGRAFIS PROVINSI
PAPUA
Provinsi Papua dengan
luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130 ° - 141° Bujur Timur dan 2°25' Lintang
Utara - 9° Lintang Selatan.
Batas wilayah di Provinsi Papua berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Samudera
Fasifik/Pacific Ocean
Sebelah Selatan
: Laut Arafura/Arafura
Sea
Sebelah Barat : Provinsi Papua Barat
Sebelah Timur :Papua New Guinea
Luas wilayah provinsi
Papua adalah 317. 062 (Km2). Jika dibandingkan dengan wilayah Republik
Indonesia, maka luas wilayah Provinsi Papua merupakan 19,33 persen dari luas
Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754 (Km2). Ini merupakan provinsi terluas
di Indonesia. Persentase penduduk
Papua jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia secara keseluruhan tercatat
sebesar 0.77% pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1980 meningkat menjadi
0,79%. Tahun 1990 peningkatan persentase jumlah penduduk Papua sangat tinggi
yang mencapai 0,91%. Pada tahun 2000 mengalami penurunan menjadi 0.86% dan
terakhir pada tahun 2005, pesentase jumlah penduduk Papua tercatat sebanyak
0.85%.
Kabupaten Merauke
merupakan daerah yang terluas yaitu 4397 Ha atau 13,87% dari total luas
Provinsi Papua. Sedangkan Kota Jayapura merupakan daerah terkecil tetapi
apabila dibandingkan dengan kota se-Indonesia, maka Kota Jayapura merupakan
kota yang terluas. Kota Wamena (Jayawijaya) dengan ketinggian 2000 - 3000 meter
diatas permukaan laut merupakan kota tertinggi dan terdingin di Papua.
Sedangkan yang terendah adalah kota Merauke dengan ketinggian 3.5 meter diatas
permukaan laut.
B.
DATA KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA
1. Perkembangan
Tingkat Kemiskinan Maret 1999 – Maret 2017
Persentase penduduk miskin di Papua selama enam
bulan terakhir terjadi
penurunan
sebesar 0,78 persen poin yaitu dari 28,40 persen pada September 2016 menjadi 27,62 persen pada Maret 2017. Selama delapan belas tahun terakhir
(1999-2017) kondisi kesejahteraan masyarakat Papua kian membaik. Tercatat persentase penduduk
miskin pada periode tersebut menurun secara
signifikan sebesar 27,13 persen, yaitu dari 54,75 persen pada Maret 1999
menjadi
27,62 pada Maret 2017.
Pada
lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus) Papua berjalan (2001-2005)
persentase
penduduk miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80 persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada lima tahun
kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen.
Penurunan persentase penduduk miskin terbesar
terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 di mana terdapat 4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010
penghasilannya di bawah garis kemiskinan kini bergeser diatas garis kemiskinan
sehingga menjadi tidak miskin.
Gambar
1.
Ket : Data sebelum
tahun 2006 masih gabung dengan Papua Barat
2.
Tingkat Kemiskinan
Menurut Provinsi
Persentase
penduduk miskin menurut provinsi se-Indonesia berdasarkan data Susenas Maret
2017 bahwa tiga provinsi diKawasan Timur Indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua
Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan persentase penduduk
miskin terbesar yaitu berturut-turut 27,62 persen; 25,10 persen; dan 21,85
persen. Dari 34 provinsi, 16 provinsi diantaranya mengalami penurunan
persentase penduduk miskin, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi
Maluku, yang mencapai 0,81 persen.
Gambar
2.
Persentase
Penduduk Miskin Maret 2017 dan Perubahan Persentase Penduduk Miskin.
Periode
September 2016 – Maret 2017 Menurut Provinsi
3.
Tingkat Kemiskinan Menurut Tipe Daerah
Dilihat
menurut tipe daerahnya, penduduk miskin di Provinsi Papua terkonsentrasi
didaerah perdesaan, di mana pada Maret 2017 terdapat 36,20 persen penduduk
miskin tinggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 4,46 persen.
Jika dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya (September 2016),
terdapat penurunan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 0,87
persen. Untuk daerah perkotaan persentase penduduk miskin mengalami kenaikan
sebesar 0,25 persen.
Tabel
1.
Ket : Data sebelum tahun 2006 masih gabung dengan
Papua Barat
C.
USAHA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DALAM MENANGGULANGI
KEMISKINAN
1. Dikembangkannya
potensi swadaya (Upaya untuk mengolah sumber daya yang dimiliki) dan
keswadayaan (Semangat untuk membebaskan diri dari nketergantungan terhadap
pihak luar) guna meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin.
2.
Dikembangkannya potensi
swadaya (Upaya untuk mengolah sumber daya yang dimiliki) dan keswadayaan
(Semangat untuk membebaskan diri dari nketergantungan terhadap pihak luar) guna
meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin.
3.
Adanya komitmen dari pemerintah untuk melaksanakan
pembangunan dengan baik menggunakan pemasukan dari hasil-hasil tambang yang
masuk ke dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua berupa tembaga
(58.36 persen), perkebunan (12.74 persen) yang cukup besar yang berada di
daerah-daerah tertentu seperti Nabire, Numfor agar dapat digunakan untuk
pembangunan-pembangunan investasi SDM.
4.
Memperbaiki kualitas
SDM dengan mengembangkan kreatifitas dan keahlian setiap orang dengan cara
memfokuskan pembangunan pada sektor pendidikan yang lebih baik.
5.
Menjalankan program
Pendidikan murah kepada rakyat dengan subsidi silang untuk investasi
perekonomian Papua kedepannya.
6.
Pemetaan wilayah hunian
penduduk miskin. Kemudian, memfokuskan pembangunan ekonomi pada beberapa sektor
sesuai potensi daerah, seperti daerah wisata, penghasil ikan dan mutiara,
pertanian, pusat pendidikan dan pelatihan, industri dll.
7.
Memperbaiki
Infrastruktur serta fasilitas yang dibutuhkan yang dapat mendatangkan investor
lokal maupun asing untuk membuka pusat wisata sekaligus melakukan bisnis.
Seperti akses jalan, pembangunan resort dan jembatan penghubung antarpulau,
budidaya perikanan, kemudahan transportasi dll.
8. Mengadakan program RESPEK ( Rencana Pengembangan
Strategis Berbasis Kampung) yaitu suatu program yang dirancang dengan mencoba
mendekatkan pembangunan kepada masyarakat.
D. TANGGAPAN
Kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah besar bagi sebagian besar wilayah Indonesia, terutama bagi masyarakat Papua. Hal itu terjadi karena masyarakat Papua itu sendiri dan pemerintah yang kurang responsive dalam menangani masalah kemiskinan di Provinsi Papua. Sebagian masyarakat Papua sulit berkembang karena kehidupan primitifnya yang masih dijaga erat dan sulit untuk dirubah karena takut akan terjadi kegoncangan sosial. Selain itu juga masalah kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas di akibatkan karena sektor pendidikan yang kurang baik, banyak remaja – remaja yang putus sekolah ataupun tidak pernah mengenyam bangku pendidikan dan kurangnya tenaga pendidik. Di sisi Pemerintahan adalah kurang tanggap menangani masalah kemiskinan, pemerintah lebih mementingkan pemanfaatan sumber daya alam yang begitu melimpah di tanah Papua namun pembangunan perekonomian masyarakat Papua begitu terbengkalai sehingga menjadi salah satu Provinsi termiskin di Indonesia. Yang sangat disayangkan adalah masuknya PT. Freeport Indonesia pertambangan emas terbesar di dunia bukannya menguntungkan bagi masyarakat Papua tetapi membuat rugi dan merusak lingkungan di Timika, Papua.
D. TANGGAPAN
Kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah besar bagi sebagian besar wilayah Indonesia, terutama bagi masyarakat Papua. Hal itu terjadi karena masyarakat Papua itu sendiri dan pemerintah yang kurang responsive dalam menangani masalah kemiskinan di Provinsi Papua. Sebagian masyarakat Papua sulit berkembang karena kehidupan primitifnya yang masih dijaga erat dan sulit untuk dirubah karena takut akan terjadi kegoncangan sosial. Selain itu juga masalah kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas di akibatkan karena sektor pendidikan yang kurang baik, banyak remaja – remaja yang putus sekolah ataupun tidak pernah mengenyam bangku pendidikan dan kurangnya tenaga pendidik. Di sisi Pemerintahan adalah kurang tanggap menangani masalah kemiskinan, pemerintah lebih mementingkan pemanfaatan sumber daya alam yang begitu melimpah di tanah Papua namun pembangunan perekonomian masyarakat Papua begitu terbengkalai sehingga menjadi salah satu Provinsi termiskin di Indonesia. Yang sangat disayangkan adalah masuknya PT. Freeport Indonesia pertambangan emas terbesar di dunia bukannya menguntungkan bagi masyarakat Papua tetapi membuat rugi dan merusak lingkungan di Timika, Papua.
REFERENSI
Mardimin, Yohanes. 1996. Kritis Proses Pembangunan di Indonesia. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
ulletin YDS Pelpem. GKPS, Pematang Siantar. 1994
Yuli Hastadewi. 2000. Keluarga. Penerbit Yayasan
PKPA. Medan.
Bagong, Suyanto. 2000. Pekerja anak, masalah, kebjakan, dan upaya
penanganannya. Penerbit Lutfansah Mediatama. Surabaya.
a b The World Bank, 2007, Understanding Poverty
http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008.pdf
http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008pjls.pdf
http: //id.Wikipedia.org/Wiki/Ekonomi, 12/03/09,
10.15 P.M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar